Selasa, 27 Desember 2011

PEREDAAN IPV4 dan IPV6


MAKALAH

PERBEDAAN IPV4 DAN IPV6









Di Susun Oleh

           Nama                              :         Johanes Harjawinata.
No. Mahasiswa              :         095410140
                    Jurusan / Jenjang            :         Teknik Informatika / S1




 


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AKAKOM

YOGYAKARTA

2011


KATA PENGANTAR



          Pertama – tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, dimana karena berkat dan rahmatnya saya sebagai penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang perbandingan Ipv4 dan Ipv6
Kemudian saya juga mengucapkan terima kasih kepada :
-          Bapak sigit anggoro selaku dosen jaringan komputer
-          Orang Tua saya tersayang yang memberi saya motivasi
-          Saudara – saudara saya yang memberikan semangat
-          Teman – teman yang membantu menemani saya sewaktu menulis makalah ini

Harapan saya sebagai penulis adalah semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya, dan pembaca dapat memahami serta memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya.

Sebagai penulis saya sadar bahwa masih ada banyak kekurangan dalam hal penulisan makalah ini, sehingga mohon dimaklumi.







Yogyakarta, 27 desember 2011-12-27



penulis

           



DAFTAR ISI



Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
            ABTRACT
BAB II PEMBAHASAN

A.    IP versi 4
B.     IP versi 6
C.     Perbandingan Alamat IPv6 dan IPv4

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
B. Saran

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN


ABSTRACT

Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum digunakan adalah IPv4, yang masih terdapat beberapa kekurangan dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu IPv6 yang merupakan solusi dari masalah diatas. Protokol baru ini belum banyak diimplementasikan pada jaringan-jaringan di dunia.




BAB II
PEMBAHASAN

A.   IP versi 4 (Ipv4)
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3.
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
-          Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan)
-          Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host)
Jenis Alamat pada Ipv4 terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
-          Alamat Unicast
-          Alamat Broadcast
-          Alamat Multicast
Adapun kelas – kelas untuk merepresentasikan alamat yang ada, kelas yang digunakan adalah kelas dari A sampai E, berikut ini adalah tabel tentang kelas tersebut.
Kelas Alamat IP
Oktet pertama
(desimal)
Oktet pertama
(biner)
A
1–126
0xxx xxxx
B
127 - 191
10xx xxxx
C
192 – 223
110x xxxx
D
224 – 239
1110 xxxx
E
240–255
1111 xxxx
Pada setiap kelas memilik kegunaan sendiri – sendiri, karena ini pada bagian ini kita membahas tentang ipv4 maka untuk kelas akan saya bahas pada bagian yang lain.


B.   IP versi 6 (Ipv6)

IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe address anycast yang dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan address secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi otomatis.

aket IPv6 terdiri dari dua bagian yaitu: Paket Header dan Paket Payload.
Ukuran paket Header terdiri dari 40 oktet (320 bit) yang terdiri dari:
  • versi, 4 bit.
  • Traffic class, 8 bit.
  • Label Flow, 20 bit.
  • Panjang Payload, 16 bit.
  • Header berikutnya, 8 bit.
  • Batasan hop, 8 bit.
  • alamat tujuan, 128 bit
  • alamat asal, 128 bit
Ukuran panjang Payload adalah 16 bit dan bisa membawa maximum 65535 oktet.



C.   Perbandingan Ipv4 dengan Ipv6
Ipv6 memiliki keunggulan atau Kelebihan IPv6 dengan IPv4 antara lain:
-          Ruang alamat yang lebih besar yaitu 128 bit.
-          Pengalamatan multicast yaitu pengiriman pesan ke beberapa alamat dalam satu group.
-          Stateless address autoconfiguration (SLAAC), IPv6 dapat menggenerate alamat sendiri tanpa bantuan DHCP
-          Keamanan lebih bagus dengan adanya default sekuriti IPSec.
-          Pengiriman paket yang lebih sederhana dan efisien.
-          Dukungan mobilitas dengan adanya mobile Ipv6

adapun perbedaan lainnya seperti berikut

Berikut adalah perbedaan antara IPv4 dan IPv6 antara lain :

Fitur
IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar memperlambat habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.
IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik. Jumlah yang masif ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara permanen.
Routing
IPv4: Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing. Penyebabnya pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop switch.
IPv6: Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar.
Mobilitas
IPv4: Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu jaringan ke jaringan lain.
IPv6: Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan ke jaringan lain dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur ini mendukung perkembangan aplikasi-aplikasi.
Keamanan
IPv4: Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4.
IPv6: IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur wajib dalam standar implementasi IPv6.
Ukuran header
IPv4: Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang dapat bervariasi.
IPv6: Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada IPv4 seperti Identification, Flags, Fragment offset, Header Checksum dan Padding telah dimodifikasi.
Header checksum
IPv4: Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3), sehingga menambah delay.
IPv6: Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara end-to-end. Header IPsec telah menjamin keamanan yang memadai
Fragmentasi
IPv4: Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.
IPv6: Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.
Configuration
IPv4: Ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara manual.
IPv6: Memiliki fitur stateless auto configuration dimana ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.
Kualitas_Layanan
IPv4: Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan kebutuhan.
IPv6: Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas layanan. Header traffic class menentukan prioritas pengiriman paket data berdasarkan kebutuhan akan kecepatan tinggi atau tingkat latency tinggi.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas akhir dari kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan protokol baru telah dirancang untuk dapat menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing yang fleksibel maupun pengaturan lalu lintas data. Keunggulan IPv6 dibandingkan dengan IPv4 diantaranya yaitu setting otomatis stateless dan statefull. Kemudian, dasar migrasi / perubahan dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya kapasitas perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension header, kemampuan pelabelan aliran paket serta autentifikasi dan kemampuan privasi. Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server




SARAN
          Penggunaan ip pada dasarnya merupakan pilihan dari seorang programer jaringan mana yang paling disukai untuk digunakan, tapi jika memang harus beralih kepada sesuatu yang lebih bagus dan maju kenapa tidak di coba
         

Senin, 26 Desember 2011

TUGAS JARKOM TENTANG ROUTING

1.       Perbedaan Routing static dan dinamik, Routing interior dan routing Eksterior !
Jawaban :
                Routing static adalah routing yang dikonfigurasikan secara manual oleh seorang administrator jaringan, dan router akan melakukan routing berdasarkan informasi yang ada dalam tabel routing yang telah dimasukan oleh administrator, sehingga data hanya dapat dikirim kepada notwork yang datanya ada di dalam tabel routing. Sedangkan
                Routing dinamic adalah router yang akan mempelajari sendiri rute terbaik yang akan dilewatinya, sehingga bisa dibilang sebagai komunikasi antara router – router.

                Routing interior adalah routing yang didesain untuk jaringan yang dikontrol oleh suatu organisasi. Routing interior didesain untuk mencari jalur terbaik pada jaringan. Atau dengan kata lain, metric. Sedangkan
                Routing eksterior  didesain untuk penggunaan antara dua jaringan yang berbeda yang dikontrol oleh dua organisasi uang berbeda, umumnya digunakan oleh ISP dengan ISP atau ISP dengan Perusahaan. Sebelum menggunakan router harus diberikan
-          Daftar router – router tetangga untuk pertukaran informasi routing
-          Daftar jaringan untuk advertise sebagai tanda  jaringan dapat dicapai secara langsung
-          Nomor autonomous system dari router local.


2.       Jelaskan tentang distance vektor dan link state !
Jawaban :
                Distance vektor adalah suatu algoritma yang bertujuan untuk menentukan arah atau vektor dan jarak dari link – link lain dalam suatu internetwork, dimana algoritma ini akan menyalin secara periodik tabel routing dari router ke router, dan akan selalu ada update perubahan tabel routing jika pada router yang saling berhubungan mengalami perubahan topologi, hal tersebut dikarenakan setiap router menerima tabel routing dari router tetangganya yang terhubung langsung.

                Link-state adalah sebuah algoritma yang bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork, dimana algoritma ini akan memperbaiki informasi database dari informasi topologi tapi sayangnya ada 3 hal menjadi titik beratnya yaitu :
-          Processor overheat
-          Kebutuhan memori
-          Konsumsi bandwidth


3.       Jelaskan tentang
a.       RIP  (Protokol routing interior dengan algoritma distance vektor) !
Jawaban :
RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut :
o   Routing protokol distance vektor
o   Metric berdasarkan jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur
o   Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
o   Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik

b.      IGRP  (Protokol routing interior dengan algoritma cisco distance vektor) !
Jawaban :
IGRP adalah protokol routing yang dibangun oleh cisco, dengan karakteristik sebagai berikut :
o   Protokol routing distance vektor
o   Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability
o   Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik

c.       OSPF  (Protokol routing interior dengan algoritma link-state) !
Jawaban :
OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik sebagai berikut :
o   Protokol routing link-state
o   Merupakan open standart protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328
o   Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah
o   Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan

d.      EIGRP (Protokol routing interior dengan algoritma advance cisco distance vektor) !
Jawaban :
EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vektor, dengan karakterisitik sebagai berikut :
o   menggunakan protokol routing enhanced distance vektor
o   menggunakan cost load balancing yang tidak sama
o   menggunakan algoritma kombinasi antara distance vektor dan link-state
o   menggunakan Diffungsi Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek
o   update routing dilakukan secara multicast menggunakan alamat 224.0.0.10 yang diakibatkan oleh perubahan topologi jaringan

e.      BGP (Protokol routing interior dengan algoritma distance vektor) !
Jawaban :
Merupakan routing protokol eksterior, dengan karakterisitik sebagai berikut :
o   Menggunakan routing protokol distance vektor
o   Digunakan antara ISP dengan ISP, dan client – client
o   Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system.


4. gambar, jaringan
a.       Dengan routing static... berikut adalah hasil dari tabel router2 dengan show running confing
router rip
!
ip classless
ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.4.1
ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.2.1
ip route 172.16.2.0 255.255.255.0 172.16.4.1

b. dengan router dinamic ... berikut adalah hasil dari tabel router dengan show running-config
router rip
 network 172.16.0.0
!

Kamis, 15 Desember 2011

TUGAS JARKOM

Buat Teman - Teman yang mau download tugas kemarin bisa download disini

kalau misalnya di programnya ada masalah tolong sms saja atau email ke tempatku saja ... tq

bwt yang kemarin, yang pas dikelas mungkin nanti baru saya upload lg....

Senin, 12 Desember 2011

Jalan - jalan

negh salah satu foto aq yang aku edit pake photoshop, negh foto memang pada dasarnya bertipe siluet, lokasinya juga bagus, tempat fotonya di jembatan GANTUNG .... wow KEREN....wkwkwkwkkkkk




udah cukup basa basinya... intinya aku pengen bilang kalau ternyata di jogja masih banyak daerah yang bagus yang sebenarnya tidak jauh dari daerah perkotaan yang cukup menarik untuk dinikamati . . . so lakukan penjelajahan lagi, ntar kalau udah ketemu daerah - daerah yang bagus aku bakal share buat teman - teman semua supaya bisa maen kesana, kan sayang tinggal di jogja tapi g tahu tempat - tempat wisata yang keren selain yang udah umum... ^_^